Ibnu Abi Syaibah di dalam Mushannaf-nya
(5/258) meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا حَلاَلاً اِسْتِعْفَافًا عَنِ الْمَسْأَلَةِ
وَسَعْيًا عَلَى أَهْلِهِ وَتَعَطُّفًا عَلَى جَارِهِ لَقِيَ اللهُ وَوَجْهُهُ كَالْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ ، وَمَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا مُكَاثِرًا بِهَا حَلاَلاً مُرَائِيًا
لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهَ غَصْبَانُ
".
Barang
siapa mencari (kenikmatan) dunia secara halal untuk menjaga diri dari
meminta-minta; untuk memenuhi kebutuhan keluarganya; dan untuk bederma kepada
tetangganya maka di hari kiamat ia akan bertemu Allah sedang wajahnya bersinar
terang laksana bulan purnama. Sedangkan barang siapa mencari (kenikmatan) dunia
secara halal untuk ditumpuk-tumpuk dan pamer kepada sesama maka di hari kiamat
ia akan bertemu Allah sedang Allah murka kepada-Nya.
Makna
yang dapat kita ambil dari hadits di atas:
1. Sewajarnya orang hidup di dunia, kita pun setiap hari mencari hal-hal
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka kita bekerja.
2. Dalam bekerja, kita harus memiliki niat yang baik. Misalnya bekerja
demi tidak bergantung kepada orang lain, demi menutupi kebutuhan diri dan
keluarga, serta demi membantu tetangga.
3. Pada harta yang kita peroleh terdapat hak-hak orang lain yang harus
kita tunaikan, sebagaimana diatur dalam agama.
4. Karena harta benda pada hakikatnya adalah milik Allah yang
diamanahkan kepada kita maka kita harus menjaga dan menjalankan amanah itu
sesuai dengan pesan dari pemberinya.
Saudaraku, bila ingin punya wajah seterang purnama di hari kiamat, mari
kita bekerja dengan niatan yang baik. Dan karena bekerja adalah ibadah, maka
tidak sepantasnya kita mengeluh saat menjalankannya. Apa pun profesi kita.
Seberat apa pun pekerjaan kita.
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...