Thursday, 2 July 2015

Melegalkan Nikah Sesama Jenis, Obama Diajak Menikah Presiden Zimbabwe

Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe mengejek keputusan Amerika Serikat yang melegalkan pernikahan gay dengan bersumpah untuk melakukan perjalanan ke Gedung Putih dan mengajak Barack Obama untuk menikah dengannya.

Selama wawancara dengan stasiun radio nasional, Presiden Zimbabwe bercanda bahwa ia berencana untuk melakukan perjalanan ke Washington DC 'berlutut di depan Obama dan meminta tangannya menerima lamarannya'.

Mugabe, yang dikenal selama ini sangat keras melawan homoseksualitas menanggapi dengan cara nyentrik atas keputusan Mahkamah Agung Amerika yang menjamin kaum gay dan lesbian hak yang sama untuk menikah.

“Saya baru saja menyimpulkan, sejak Presiden Obama mendukung pernikahan sesama jenis dan pendukung orang homoseksual, saya akan melakukan perjalanan ke Washington untuk melamarnya,” kelakar Mugabe.

Dengan nada yang lebih serius, ia menambahkan, "Saya tidak mengerti bagaimana orang ini berani menentang perintah eksplisit Kristus yang melarang manusia dari perbuatan sodomi."

Mugabe menuduh pemerintah AS dijalankan oleh 'penyembah setan yang sesat yang menghina bangsa besar Amerika'. 

Tak Ada Tempat bagi LGBT di Gambia

Sementara itu, Presiden Gambia, Yahya Jammeh secara tegas menolak dan mengecam para penyuka sesama jenis. Yahya juga menegaskan bahwa para penyuka sesama jenis akan dihukum mati di negara Gambia.

Jika Anda melakukan hal tak terpuji itu di Gambia, saya akan menggorok leher Anda. Jika Anda seorang lelaki dan ingin menikahi lelaki lainnya di negara ini, kami akan menangkap Anda, dan tidak seorang pun akan melihat Anda lagi, ujar Presiden Gambia sebagaimana dilansir dari merdeka.com.

Lebih lanjut Yahya Jammeh mengungkapkan bahwa tidak ada seorang pun dapat melindungi para penyuka sejenis dari hukuman yang berlaku di Gambia, termasuk para kulit putih sekalipun.

Penolakan ini mendapat dukungan luas dari warga Gambia yang hampir 90% beragama Islam. (islamedia/merdeka)

Wednesday, 1 July 2015

Di Jambi Ada Gerakan Sejuta Mukena

Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerja sama dengan organisasi Alisa Khadijah menggagas Gerakan Sejuta Mukena dan Pasar Murah untuk Jambi.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jambi, Haviz Husaini mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang pengembangan ekonomi umat dan ajang diskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi ummat.

"DMI bermaksud melaksanakan kegiatan di mana umat memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Jadi tujuan pasar murah Ramadhan ini adalah untuk membantu masyarakat tidak mampu," kata Haviz.

Terkait gerakan sejuta mukena, Havis mengatakan bahwa DMI akan melaksanakan gerakan itu selama satu tahun, yakni hingga Ramadhan tahun depan, bekerja sama dengan Alisa Khadijah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi.

Mukena akan diberikan secara gratis, yang diprioritaskan kepada masyarakat kurang mampu. "Pendistribusian mukena mulai 3 Juli 2015 oleh DMI dan Alisa Khadijah dalam Blusukan Ramadhan. Sekarang, sudah ada 500 mukena yang donaturnya masyarakat Provinsi Jambi," katanya.

Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus mendukung penuh gerakan ini.

"Ini merupakan gerakan positif yang harus didukung," kata Hasan Basri Agus saat peluncuran pengembangan ekonomi berbasis UKM di Jambi.

Dalam kesempatan itu, gubernur Jambi juga menyerahkan bantuan sebanyak 100 helai mukena.

Terkait pasar murah yang dilaksanakan, gubernur mengungkapkan kegiatan itu sangat positif karena dapat membantu meringankan masyarakat kurang mampu.

"Perbedaan harga 5 ribu sampai 10 ribu bagi mereka sangat berharga. Mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat tidak mampu. Mari banyak berbuat untuk membantu masyarakat kita," ujar Gubernur. (ROL)

Asal Mula Peci, Songkok dan Kopiah

Peci, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian sebagai penutup kepala untuk pria. Terbuat dari kain atau bahan lain dibentuk meruncing kedua ujungnya. Sebutan lainnya, kopiah atau songkok.

Sedangkan, di belahan dunia lain seperi Eropa dan Amerika, masyarakatnya menyebut kopiah atau peci itu dengan nama Kufi. taqiyat, topi fez, songkok, dan lainnya.

Meski ketiganya berfungsi sama sebagai penutup kepala, sejarahnya berbeda-beda.

Peci misalnya,  dalam sejarah pada masa penjajahan Belanda disebut Petje. Yaitu, dari kata Pet yang diberi imbuhan je.

Sedangkan kopiah diadopsi dari bahasa Arab, kaffiyeh atau kufiya. Namun, wujud asli kaffiyeh berbeda dengan kopiah.

Sementara, songkok dalam bahasa Inggis dikenal istilah skull cap atau batok kepala topi, sebutan Inggris bagi penggunanya di Timur Tengah.

Di wilayah Indonesia atau Melayu yang pernah dijajah Inggris, kata tersebut mengalami metamorfosa pelafalan menjadi skol kep, lalu menjadi song kep dan sampai menjadi song kok. Kata songkok pernah populer di era kebangkitan nasional.

Kopiah atau peci tidak melulu berwarna putih atau hitam polos melainkan memiliki bermacam warna motif. Beberapa muslim di antarannya ada yang menutupi kopiah dengan menggunakan sorban. Dalam bahasa Arab disebut imamah.


Dalam Islam, penutup kepala itu akan menyempurnakan ibadah shalat.  Diriwayatkan dalam sebuah hadis dari  Abu Dawud dan Tirmidzi bahwa Rasulullah bersabda, "Perbedaan antara kami dan kaum musyrik adalah sorban."

Di dunia, termasuk di Indonesia, penutup kepala peci atau kopiah ini merupakan identitas  seorang muslim. (ROL)