|| Oleh: Ali Ghufron Sudirman ||
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dalam Mu’jam Al-Ausath (14/500) dari Anas bin Malik r.a. bahwa Salamah, wanita yang pernah merawat Ibrahim putra Rasulullah mengadu, “Ya Rasul, engkau selalu memberi kabar gembira kepada kaum lelaki tapi tidak kepada kaum perempuan...”
Mendengar itu Rasul kemudian bertanya, “Apa teman-temanmu berkata begitu kepadamu?”
Salamah menjawab, “Ya. Mereka yang menyuruhku mengungkapkan hal ini kepadamu.”
Rasul lantas bersabda, “Dengarlah:
1.
Bila salah satu
dari kalian sedang mengandung buah cinta dari suami yang meridaimu, maka itu berpahala sama dengan pahalanya seorang lelaki
yang sedang berpuasa dan melakukan jihad fi sabilillah. Apa kalian tidak
ridha dengan ini?
2.
Bila salah satu
dari kalian mengalami kontraksi akibat kandungan itu maka baik penduduk langit
maupun bumi tidak ada yang tahu kegembiraan seperti apa yang telah
disembunyikan untuk kalian. Apa kalian tidak ridha dengan ini?
3.
Bila salah satu
dari kalian sudah melahirkan dan menyusui, maka setiap tetes dari air susu,
dan setiap isapan susu dari mulut sang bayi itu bernilai sebagai satu
kebaikan. Apa kalian tidak ridha dengan ini?
4.
Bila demi
merawat bayi itu salah satu dari kalian harus begadang dan menahan kantuk, maka baginya senilai
pahala orang yang memerdekakan tujuh puluh hamba sahaya karena Allah ta’ala. Apa
kalian tidak ridha dengan ini?”
Subhanallah. Luar biasanya para istri itu. Kiranya, apakah setelah ini ada di antara saudaraku yang enggan dan bersedih ketika hamil? Apakah setelah ini ada di antara saudaraku yang enggan untuk menyusui? Rugi, sungguh rugi bila ada yang begitu, karena pahala sangat terbuka, tapi ditolak begitu saja.
Hanya saja tidak semua istri mendapatkan
itu. Karena pada akhir hadits di atas Rasulullah bersabda, “Wahai
Salamah,” kata Rasul, “Tahukah kamu untuk siapa semua keutamaan itu? Semua itu
adalah untuk para istri salehah, yang menaati suaminya, dan yang tidak ingkar
terhadap kebaikan-kebaikan yang telah diberikan suami kepadanya.”
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...