Sunday 28 July 2013

Sungguh Rugi Istri yang Enggan Hamil dan Menyusui

|| Oleh: Ali Ghufron Sudirman ||


Benar. Sungguh rugi istri yang enggan hamil dan menyusui. Sebab begitu banyak pahala yang menanti.

Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dalam Mu’jam Al-Ausath (14/500) dari Anas bin Malik r.a. bahwa Salamah, wanita yang pernah merawat Ibrahim putra Rasulullah mengadu, “Ya Rasul, engkau selalu memberi kabar gembira kepada kaum lelaki tapi tidak kepada kaum perempuan...”

Mendengar itu Rasul kemudian bertanya, “Apa teman-temanmu berkata begitu kepadamu?”

Salamah menjawab, “Ya. Mereka yang menyuruhku mengungkapkan hal ini kepadamu.”

Rasul lantas bersabda, “Dengarlah:


1.   Bila salah satu dari kalian sedang mengandung buah cinta dari suami yang meridaimu, maka itu berpahala sama dengan pahalanya seorang lelaki yang sedang berpuasa dan melakukan jihad fi sabilillah. Apa kalian tidak ridha dengan ini?

2.   Bila salah satu dari kalian mengalami kontraksi akibat kandungan itu maka baik penduduk langit maupun bumi tidak ada yang tahu kegembiraan seperti apa yang telah disembunyikan untuk kalian. Apa kalian tidak ridha dengan ini?

3.   Bila salah satu dari kalian sudah melahirkan dan menyusui, maka setiap tetes dari air susu, dan setiap isapan susu dari mulut sang bayi itu bernilai sebagai satu kebaikan. Apa kalian tidak ridha dengan ini?

4.   Bila demi merawat bayi itu salah satu dari kalian harus begadang dan menahan kantuk, maka baginya senilai pahala orang yang memerdekakan tujuh puluh hamba sahaya karena Allah ta’ala. Apa kalian tidak ridha dengan ini?”
Subhanallah. Luar biasanya para istri itu. Kiranya, apakah setelah ini ada di antara saudaraku yang enggan dan bersedih ketika hamil? Apakah setelah ini ada di antara saudaraku yang enggan untuk menyusui? Rugi, sungguh rugi bila ada yang begitu, karena pahala sangat terbuka, tapi ditolak begitu saja.
Hanya saja tidak semua istri mendapatkan itu. Karena pada akhir hadits di atas Rasulullah bersabda, “Wahai Salamah,” kata Rasul, “Tahukah kamu untuk siapa semua keutamaan itu? Semua itu adalah untuk para istri salehah, yang menaati suaminya, dan yang tidak ingkar terhadap kebaikan-kebaikan yang telah diberikan suami kepadanya.”

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...