|| Oleh: Ali Ghufron Sudirman ||
Imam Thabrani di dalam kitabnya, Al-Mu’jam Al-Kabîr (2/64)
meriwayatkan dengan sanadnya dari Ja’far bin Tammam bin Al-Abbas dari ayahnya
bahwa Rasulullah saw. bersabda:
مَا لَكُمْ تَدْخُلُونَ عَلَيَّ قُلْحًا ؟! تَسَوَّكُوا . فَلَوْلا
أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ َلأَمَرْتُهُمْ أَنْ يَتَسَوَّكوْا عِنْدَ كُلِّ صَلاةٍ
.
Artinya:
Kenapa kalian menemuiku
dengan gigi-gigi yang kuning? Bersiwaklah. Sungguh seandainya tidak akan memberatkan
umatku, tentu aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak terlebih dahulu pada
setiap hendak mendirikan shalat.
Makna yang dapat kita
ambil dari hadits di atas:
1. Islam cinta kebersihan
dalam segala hal, termasuk kebersihan gigi dan mulut.
2. Islam menginginkan
pemeluknya tampil bersih dan rapi saat menemui saudaranya. Apalagi ketika
hendak beribadah. Untuk itu, dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah
melarang seseorang yang habis makan bawang merah dan bawang putih mentah
mendekati masjid demi tidak mengganggu kekhusyukan jamaah yang lain disebabkan
bau mulutnya. Jengkol dan petai serta makanan apa pun yang menyebabkan bau
mulut juga termasuk dalam hal ini.
3. Salah satu cara menjaga
kebersihan gigi dan mulut adalah dengan bersiwak. Dalam hal ini, bersiwak dapat
menggunakan kayu, yaitu kayu arok atau yang semisalnya. Dapat pula menggunakan sikat gigi
yang didesain sedemikian rupa guna membersihkan gigi-gigi dan yang ada di
sekitarnya, seperti lisan dan gusi untuk menghilangkan perubahan bau mulut serta
sisa makanan.
4. Setiap hendak
mendirikan shalat kita dianjurkan untuk bersiwak. Bahkan seandainya tidak
memberatkan, Rasulullah niscaya akan mewajibkan bersiwak pada setiap hendak
mendirikan shalat.
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...