Laman elshaab.org melaporkan bahwa ada kemungkinan Rezim As-Sisi berada di balik tragedi pengeboman masjid di Kuwait dan penembakan turis
di Tunisia.
Mengutip analisis Mamduh Munir, analis politik kawasan, ada sejumlah alasan yang menguatkan kemungkinan ini.
Pertama, karena kedua negara tersebut, baik Tunis maupun Kuwait merupakan "sarang yang nyaman" bagi gerakan Ikhwanul Muslimin yang menjadi musuh utama Rezim As-Sisi. Di Tunisia ada Gerakan An-Nahdah yang dianggap sebagai anak biologis Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, sedangkan di Kuwait ada Yayasan Al-Islah Al-Ijtimai yang juga ditengarai
sebagai cover bagi Gerakan IM di Negara Petro Dolar tersebut.
Kedua, As-sisi seorang zionis dan fokus menjalankan agenda zionis-Amerika di kawasan yang menempatkan Gerakan Ikhwanul Muslimin sebagai musuh utama.
Ketiga, Krisis Yaman sedikit banyak membenarkan dua asumsi di atas, di mana dalam banyak pernyataannya, Rezim As-Sisi menolak sama sekali berhubungan dengan 'Ikhwan Yaman' dan tidak sejalan dengan Saudi yang menunjukkan dukungannya pada Partai At-Tajammuk demi kebaikan Ikhwan Yaman yang berada di baris paling depan dalam melawan Pemberontakan Syiah Houthi. Meskipun, sangat mungkin hal ini dilakukan oleh Saudi lebih demi melindungi kepentingan nasionalnya, bukan demi kebaikan Ikhwan Yaman.
Keempat, dengan pengeboman ini As-Sisi ingin agar masyarakat dunia bersama-sama melawan gerakan keislaman secara umum dan gerakan-gerakan yang berafiliasi kepada kelompok sunni secara khusus; terlebih dan utamanya gerakan Ikhwanul Muslimin. Kaidahnya, bila ingin membuat panas suasana di Teluk yang sunni-wahabi maka ledakkan bom di masjid syiah. Dan bila ingin memanaskan tensi politik di negara 'sekuler' seperti Tunisia maka seranglah hotel yang banyak turis di dalamnya. Dan inilah yang benar-benar terjadi.,
"Ikatlah ilmu dengan cara menuliskannya." (Musnad Asy-Syihab, 2/496 dari Anas bin Malik r.a.)
Sunday, 28 June 2015
Rezim As-Sisi di Balik Bom Kuwait dan Tunisia?
Artikel Terkait:
dunia islam
- India Kembali Membuat Kebijakan Terkait JIlbab yang Dinilai Diskriminatif
- Ini Profil Syekh Muhammad Jibril; Imam Masjid Para Sahabat Rasul di Mesir yang Dicekal Rezim As-Sisi
- Syekh Muhammad Jibril, Imam Masjid Tertua di Mesir Dicekal Rezim As-Sisi
- Raja Salman Mengangkat Penentang Paling Keras As-Sisi sebagai Menteri
- Makam Pun Tak Luput dari Arogansi Israel
- Ioni Sullivan: Mereka mengira saya memakai jilbab karena kanker
- Demi Kenyamanan Iktikaf, Personel Keamanan Masjidil Haram Ditambah
- Mega Proyek Perluasan Masjidil Haram Dimulai
Labels:
dunia islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...