Wednesday 15 July 2015

India Kembali Membuat Kebijakan Terkait JIlbab yang Dinilai Diskriminatif

Kebijakan India yang melarang pemakaian jilbab dalam tes pra-medis mendapat kecaman keras. Langkah itu dinilai sebagai ancaman terhadap masa depan perempuan Muslim di anak benua India. 

“Ayah saya mengambil izin khusus supaya saya bisa mengenakan jilbab ke sekolah. Mengapa saya harus menyerah sekarang?” kata Fatema Akhtar, seorang mahasiswi Muslim di Mumbai kepada The Hindustan Times, Rabu (15/7). 

Akhtar, yang mencetak angka 92,6 persen saat ujian kelas XII, adalah satu dari ribuan mahasiswa Muslim yang terancam masa depannya oleh aturan diskriminatif ini. 

Aturan tersebut dikeluarkan oleh Central Board of Secondary Education (CBSE), awal bulan ini. Rencananya, peraturan itu akan diterapkan selama All-India Pre-Medical Test (AIPMT) yang dijadwalkan pada 25 Juli mendatang. 

Selain larangan mengenakan jilbab, aturan itu meliputi larangan memakai sepatu, cincin, gelang, ikat pinggang, syal, topi, pakaian dengan kancing besar atau lencana. Hal ini diklaim untuk mengurangi kecurangan dengan memastikan siswa tidak menyembunyikan catatan di celah-celah pakaian. 

Membela larangan tersebut, Ketua CBSE Satbir Bedi mengatakan pihaknya tidak mengacu pada jilbab saja. Instruksi ini juga mengacu pada jenis pakaian lain, seperti syal dan topi. Meski begitu, aturan kontroversial ini telah memicu protes dari kelompok-kelompok Muslim. 

“Ini termasuk pelanggaran kebebasan beragama. Kami meminta CBSE untuk mempertimbangkan kembali,” kata Masoom Moradabadi, Sekjen All India Muslim Majlis-e-Mushawarat. 

Populasi Muslim di India saat ini mencapai 180 juta jiwa dari total penduduk 1,1 miliar. Muslim telah lama mengeluhkan diskriminasi di semua lapisan masyarakat India yang mayoritas Hindu. Mei lalu, sebuah sekolah swasta di negara bagian Uttar Pradesh menolak seorang gadis Muslim yang mengenakan jilbab di kelas. (ROL)

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...