Monday 13 July 2015

Ioni Sullivan: Mereka mengira saya memakai jilbab karena kanker

Ioni Sullivan (38 tahun) sangat dikenal oleh warga Lewes, East Sussex, Inggris karena satu-satunya perempuan berjilbab di pedesaan tersebut. Padahal perempuan berputra dua ini terlahir dari keluarga atheis yang berpendidikan tinggi. Ayahnya, seorang profesor dan ibunya menjadi guru.

Setelah menyandang master filsafat dari Cambridge pada tahun 2000, Sullivan lantas bekerja di beberapa negara, seperti Mesir, Yordania, Palestina, dan Israel.

“Sekembalinya dari sana, aku merasa terkesan dengan ketegaran orang-orang di sana, terutama umat Islam. Meski didera berbagai kesulitan, mereka tetap berusaha bertahan dengan keyakinannya. Ini kontras sekali dengan duniaku,” cetus Sullivan pada The Guardian.

Medio tahun 2001, ia menikah dengan seorang pria muslim Yordania yang tidak terlalu taat beribadah. Mereka menikah secara Islam. Namun, Sullivan mengakui, di awal pernikahannya, mereka hidup dengan gaya Barat. Hampir setiap hari mereka mengunjungi bar dan klub malam.

Kemudian, Sullivan harus menemui kenyataan bahwa ada kewajiban puasa Ramadhan dan zakat. Di situlah ia merasa harus mengendalikan pikiran tentang kebebasan ala Barat-nya. Puasa dan zakat, ujarnya, harus dilihat sebagai sebuah proses untuk mengendalikan diri.

Setelah melalui proses kesadaran untuk mengendalikan dirinya, Sullivan pun dengan ikhlas belajar bahasa Arab agar bisa memahami Al-Quran.

“Saya membaca buku yang menyatakan bahwa bukti keberadaan Allah ada dalam setiap makhluk ciptaan-Nya. Sehingga karena kita makhluk-Nya maka saya tak perlu seorang pendeta untuk mendoakan kita agar masuk surga,” ujarnya.

Perubahan terakhir pada diri Sullivan adalah keputusan untuk memakai jilbab setelah mempelajari Al-Quran secara utuh. Sullivan pun mengaku, tantangannya terletak pada lingkungan tempat tinggalnya.

“Mereka selalu mengira saya memakai penutup kepala karena terkena kanker. Meski terkejut dengan pemikiran itu, tapi saya tak mempersoalkannya karena hubungan di antara kami sangat baik.” (IS)


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...