Anadolu
Agency pada Senin (13/7)
melansir laporan dari Israel
Haaretz bahwa Israel telah
menyetujui rencana pemembangunan lingkungan perumahan di atas reruntuhan
pemakaman Muslim kuno di Yerusalem Barat.
“Komite
Perencanaan dan Pembangunan Distrik Yerusalem pekan lalu menyetujui pembangunan
192 unit perumahan, hotel 480 kamar, dan pusat perbelanjaan di atas reruntuhan
pemakaman Muslim bersejarah di Yerusalem Barat,” tulis laporan tersebut.
menanggapi
hal itu, Al-Aqsa Foundation for Endowment dan Heritage, sebuah LSM Palestina,
mengecam keras.
“Selama
bertahun-tahun, Israel terus melakukan Yahudisasi Mamilla, pemakaman bersejarah
Yerusalem,” kata LSM dalam sebuah pernyataannya.
“Kuburan
akan tetap menjadi bagian dari warisan Islam. Meskipun upaya Israel untuk
mendistorsi sejarah Arab dan Islam di Yerusalem,” tambahnya.
Upaya Penghancuran
Mamilla
Upaya Israel untuk menghancurkan pemakaman muslim bersejarah Mamilla
(Ma’man Allah), yang berasal dari abad ke-12 telah dilakukan selama
bertahun-tahun.
Pada tahun 2011, Pemerintah Israel membuldoser lebih dari 100 batu
nisan di pemakaman tersebut, di mana tiga buldoser, dua truk dan sekitar 20
pekerja memasuki pemakaman pada pukul 11 malam dan langsung
menghancurkan lebih dari 100 batu nisan kemudian memuat puing-puingnya ke dalam
truk.
Sebelumnya, pada tahun 2009, Israel juga merusak lebih dari 1.500
makam di pemakaman bersejarah untuk membangun sebuah Museum Toleransi di situs
bersejarah, yang didanai oleh lembaga AS Simon
Wiesenthal Center.
Pada Agustus
2010, Presiden Majelis Umum PBB Ali Treki pernah menyatakan keprihatinan
mendalamnya atas apa yang dia gambarkan sebagai tindakan asusila dan provokatif
terhadap semangat perdamaian serta dialog antar peradaban dan agama.
Dilaporkan bahwa pada pemakaman bersejarah tersebut terdapat makam
sahabat Nabi Muhammad, tokoh sufi, ulama dan pejabat Palestina.
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...