Selasa (14/7) kemarin Kementerian Urusan Wakaf
Mesir resmi melaporkan dai internasional, Syekh Muhammad jibril dengan tuduhan “melampaui
batas kewenangan” karena dianggap memanfaatkan momen shalat Tarawih untuk
kepentingan politis.
Muhammad Mukhtar Jumah,
Menteri Wakaf Mesir lewat sambungan telepon pada salah satu acara tv satelit Sadha
El Balad dengan tegas meminta pihak berwenang untuk mencekal dan tidak
menayangkan rekaman-rekaman ceramah Syekh Jibril sampai dia meminta maaf.
“Jibril telah
memperdagangkan agama. Rumah Allah harusnya dipakai untuk ibadah. Bukan untuk
berkicau demi tujuan pribadi. Kami akan memberikan edaran kepada semua stasiun televisi
agar tidak mengundangnya sebagai nara sumber,” kata Jumah.
Meskipun tidak mendengar
sendiri, Muhammad Mukhtar Jumah tetap bersikeras untuk mencekal Syekh Jibril.
“Saya memang tidak
mendengar sendiri doa yang dipanjatkan Muhammad Jibril kemarin. Tapi kami akan
tetap melaporkannya. Dan siapa saja yang mengundang Muhammad Jibril maka akan
mendapatkan sanksi yang tegas,” katanya.
Dia juga menambahkan
bahwa sejak hari ini, Syekh Jibril tidak akan masuk masjid sebagai imam atau
khatib, tetapi sebagai makmum biasa.
Sebagaimana dilansir aljazeera.net,
Imam Besar Masjid Amr bin Ash, masjid tertua di Mesir yang dibangun oleh
sahabat Nabi Amr bin Ash itu mendoakan kehancuran bagi para penguasa zalim,
rusak, ulama penjilat pemerintah dan media-media yang menyesatkan di Mesir. Selain
itu, beliau juga mendoakan agar para pemuda yang berada dalam tawanan rezim diberi
kesabaran dan keteguhan.
Video bisa dilihat pada
link berikut: http://www.aljazeera.net/news/arabic/2015/7/14/%D9%85%D8%B9%D8%A7%D9%82%D8%A8%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B4%D9%8A%D8%AE-%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%AC%D8%A8%D8%B1%D9%8A%D9%84-%D8%A8%D8%B3%D8%A8%D8%A8-%D8%AF%D8%B9%D8%A7%D8%A1
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...