Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin akhirnya menyampaikan permohonan maafnya karena keputusaan
pembacaan Alquran dengan langgam jawa telah menimbulkan kontroversi di
masyarakat.
Hal itu ia sampaikan di sela audiensi dengan ormas Islam FPI, MMI dan Dewan dakwah hari ini, Kamis (28/5). Dalam audiensi tersebut, para ulama dari ormas Islam yang hadir mempermasalahkan kebijakan menteri Agama yang memperbolehkan pembacaan Alquran langgam jawa dalam peringatan Isra Miraj.
"Soal
langgam Jawa. Tentu saya pertama meminta maaf kalau yang terjadi pada
peringatan Isra Miraj membuat pekerjaan baru. Atau membuat Bapak-Bapak terusik.
Oleh karenanya saya meminta maaf kalau menimbulkan kegaduhan," ujar Lukman
di depan peserta audiensi di kantor Kementerian Agama jakarta.
Ia
menjelaskan, alasan kementerian agama memperdengarkan pembacaan Alquran langgam
Jawa ke masyarakat untuk memperkenalkan kekhasan Islam Nusantra. Kementerian
Agama sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan Alquran ataupun memecah
persatuan umat.
Menurut
pengakuannya, sebelum memutuskan untuk menggunakan Qari dengan langgam jawa,
Kemenag telah berdiskusi dengan para ulama dan para ahli Ilmu Alquran terkait
hukum pembacaan Alquran dengan langgam Jawa tersebut.
Ia
mengaku baru mengetahui bahwa ada sebagian ulama yang memiliki pandangan
berbeda dan mengharamkan langgam jawa tersebut. "Ini mungkin ijtihad saya
salah ketika membawa ini ke ruang publik. Ini semata karena ketidaktahuan
saya. Sekarang kenyataan saya baru mengerti," katanya.
Sebagaimana diketahui, pembacaan Alquran dengan langgam Jawa pada saat peringatan Isra' Mikraj beberapa waktu yang lalu telah menuai kontroversi di tengah masyarakat. Sebagian mempertanyakan kebolehannya, dan sebagian lagi mempertanyakan kepatutannya. (ROL/viva)
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...