Thursday 28 May 2015

Akhirnya, Kemenag Minta Maaf Soal Tilawah dengan Langgam Jawa

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akhirnya menyampaikan permohonan maafnya karena keputusaan pembacaan Alquran dengan langgam jawa telah menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Hal itu ia sampaikan di sela audiensi dengan ormas Islam FPI, MMI dan Dewan dakwah hari ini, Kamis (28/5). Dalam audiensi tersebut, para ulama dari ormas Islam yang hadir  mempermasalahkan kebijakan menteri Agama yang memperbolehkan pembacaan Alquran langgam jawa dalam peringatan Isra Miraj.
"Soal langgam Jawa. Tentu saya pertama meminta maaf kalau yang terjadi pada peringatan Isra Miraj membuat pekerjaan baru. Atau membuat Bapak-Bapak terusik. Oleh karenanya saya meminta maaf kalau menimbulkan kegaduhan," ujar Lukman di depan peserta audiensi di kantor Kementerian Agama jakarta.
Ia menjelaskan, alasan kementerian agama memperdengarkan pembacaan Alquran langgam Jawa ke masyarakat untuk memperkenalkan kekhasan Islam Nusantra. Kementerian Agama sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan Alquran ataupun memecah persatuan umat.
Menurut pengakuannya, sebelum memutuskan untuk menggunakan Qari dengan langgam jawa, Kemenag telah berdiskusi dengan para ulama dan para ahli Ilmu Alquran terkait hukum pembacaan Alquran dengan langgam Jawa tersebut.
Ia mengaku baru mengetahui bahwa ada sebagian ulama yang memiliki pandangan berbeda dan mengharamkan langgam jawa tersebut. "Ini mungkin ijtihad saya salah ketika membawa ini ke ruang publik.  Ini semata karena ketidaktahuan saya. Sekarang kenyataan saya baru mengerti," katanya. 
Sebagaimana diketahui, pembacaan Alquran dengan langgam Jawa pada saat peringatan Isra' Mikraj beberapa waktu yang lalu telah menuai kontroversi di tengah masyarakat. Sebagian mempertanyakan kebolehannya, dan sebagian lagi mempertanyakan kepatutannya. (ROL/viva)

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...