Friday 22 May 2015

Ashin Wirathu; Aktor di Balik Pembantian Muslim Rohingya


Biksu Budha bernama Ashin Wirathu ditengarahi menjadi dalang di balik pembantaian etnis muslim Rohingya lewat ajaran kebenciannya. Biksu dari Mandalay kelahiran 1968 itu menyebarkan kebencian ke tengah masyarakat Myanmar. Dia menanamkan ketakutan bahwa kelompok muslim minoritas akan menguasai negara bila terus dibiarkan.

Dua tahun lalu, pidatonya diyakini sebagai pemicu kerusuhan komunal di Myanmar di Kota Meikhtila. Padahal, umat Muslim dan Budha di kota tersebut sudah hidup berdampingan sejak lama.
Waktu itu dia menyatakan, sebagaimana dikutip The National, Jumat (29/3/2013) bahwa umat Muslim bila berkuata takkan membiarkan umat agama lain menjalankan ritual keagamaannya.

“Kami tetap membiarkan mereka (Muslim Myanmar) menjalankan perintah agamanya. Tetapi ketika iblis Muslim ini memegang kendali atas kami, mereka tidak akan membiarkan kami menjalankan agama yang kami anut,” ujar Wirathu dalam video tersebut.

“Mereka terus membeli lahan dan bangunan di seluruh negeri. Mereka menggunakan uang untuk mendapatkan perempuan-perempuan Myanmar,” lanjutnya.

Siapa Ashin Wirathu
Ashin Wirathu memutuskan untuk menjadi biksu setelah putus sekolah pada usia 14 tahun. Namanya mulai dikenal setelah terlibat dalam kelompok ekstremis antimuslim "969" pada 2001, di mana dia divonus 25 tahun penjara pada 2003 karena aktivitas tersebut. Namun, pada 2010 dia sudah dibebaskan bersama tahanan politik yang lain.

Sekeluar dari penjara, Ashin Wirathu tetap aktif menyebarkan pandangannya melalui ceramah yang diunggah di media-media sosial, di mana hingga saat ini berhasil menjaring sekitar 37 ribu pengikut.
Ketika pertumpahan darah antara Rohingya dan Buddhis terjadi di Provinsi Rakhine beberapa tahun silam, Ashin semakin dikenal dengan pidato yang penuh amarahnya. Dia selalu menyasar komunitas Muslim dan sering kali memojokkan Rohingya. Dia juga yang memimpin demonstrasi yang mendesak orang-orang Rohingya direlokasi ke negara ketiga dan mendesak Pemerintah Myanmar mengeluarkan peraturan yang melarang perempuan Budha menikah dengan pria beragama lain tanpa izin pemerintah.

Ashin memimpin sekelompok massa yang berani melakukan kekerasan demi mempertahankan pandangannya. Pengaruh kuat Ashin menyebabkan setiap orang yang berbeda pandangan akan menjadi target pendukungnya.

Dia pernah menjadi sampul majalah TIME bertajuk 'Wajah Teror Pengikut Budha'. Dalam beberapa kali wawancara dan khotbah, Wirathu konsisten mengampanyekan perlunya Myanmar terus menjadi negara Budhis. Kalau muslim Rohingya harus dibatasi, bila tidak bisa dihabisi.

Muslim Nepal Menjawab
Sepertinya apa yang dituduhkan oleh Ashin Wirathu tidak akan dimengerti oleh warga Budha dan Hindu, khususnya di Nepal. Sebab, saat gempa meluluhlantakan negeri dan menimbulkan korban ribuan jiwa, Umat Islam Nepal dengan penuh antusias membantu warga Buddha dan Hindu yang merupakan penduduk mayoritas Nepal yang menjadi korban.


Seperti diberitakan merdeka.com yang meliput langsung ke Nepal, seorang anggota takmir Masjid Jami Nepal Mohammad Rizwan mengatakan masjid-masjid yang selamat dari gempat menjadi pusat pengiriman bantuan.

"Ini bantuan yang datang dari komunitas muslim Nepal. Kami mengirim ke manapun warga membutuhkan," kata Rizwan.Menurut penuturannya, setelah gempa 7,8 skala richter melanda pada 25 April lalu, takmir seluruh masjid langsung berkumpul. Mereka mencari info adakah warga muslim yang jadi korban. Ternyata di seputar Kathmandu hanya ada dua warga tewas dan belasan cedera. Tapi mayoritas keluarga muslim selamat. Oleh sebab itu, kini Masjid Jami menjadi pusat pengiriman bantuan logistik untuk korban gempa. Mayoritas adalah beras, air bersih, dan makanan siap saji. 

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...