Wednesday 24 June 2015

Makna Keberkahan

Suatu ketika ada seorang pemuda yang datang kepada Imam Syafi’i rahimahullah lalu mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberitahukan bahwa ia bekerja sebagai pekerja upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

 “Minta gajimu untuk dikurangi jadi 4 Dirham,” saran Imam Syafi’i.

Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama, orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i untuk mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan.

“Kalau begitu minta gajimu untuk dikurangi jadi 3 Dirham,” saran Imam Syafi’i kembali.
Orang itu pun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.
Setelah berlalu sekian hari, orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasihatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya. Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جَمَعَ الْحَرَامَ عَلَى الْحَلَاِل لِيُكْثِرَهُ # دَخَلَ الْحَرَامُ عَلَى الْحَلَالِ فَبَعْثَرَهُ

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya menjadi banyak.
Yang haram pun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.


Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerjanya sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima. (sumber: forum.el-wlid.com)

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...