Ada yang bertanya, apakah
wanita haid bisa mendapatkan lailatul qadar? Lantas apa yang bisa dilakukan
oleh wanita haid untuk mendapatkan malam lailatul qadar itu?
===
Wahai saudariku,
pertama-tama ketahuilah bahwa Allah menetapkan siklus haid demi sebuah hikmah
yang agung, maka terimalah ia sebagaimana engkau menerima qada dan qadar Allah
yang lain.
Kemudian ketahuilah bahwa
Allah tetap menulis pahala amal saleh yang biasa dilakukan seseorang apabila
orang itu tidak dapat melakukannya karena suatu halangan. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Abu Musa bahwa Rasulullah saw. bersabda:
إِذَا
مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
Artinya:
Apabila seorang hamba
sakit atau sedang bepergian maka akan ditulis untuknya pahala amal yang biasa
ia lakukan ketika sedang tidak bepergian atau saat sedang sehat.
Saudariku, saat sedang
haid, engkau masuk kategori orang yang ma’dzur, orang yang terhalang
dari melakukan amalan-amalan tertentu. Jadi, apa yang biasa engkau lakukan di
saat sedang tidak uzur juga akan dicatat dan ditulis pahalanya saat engkau
sedang uzur. Inilah saudariku pentingnya kita mempunyai amalan-amalan rutin
sehari-hari.
Selain itu, ketahuilah
bahwa ketika seseorang sudah berniat bulat akan melakukan suatu amal ibadah
tapi ia terhalang karena uzur syar’i, maka Allah tetap menuliskan pahala amal
ibadah itu untuk dirinya. Rasul pernah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh
Imam Bukhari, “Sesungguhnya di Madinah terdapat orang-orang yang setiap kali
kalian mengarungi lembah dan melewati suatu jalan maka mereka pun mendapatkan
pahala sebagaimana pahala yang kalian dapatkan. Hal itu karena mereka terhalang
oleh uzur (sehingga tidak dapat turut bepergian bersama kalian sedangkan mereka
sudah berniat untuk ikut)."
Untuk itu, bergembiralah saudariku. Selagi engkau
telah berazam dan berniat melakukan amal kebaikan maka engkau akan memperoleh
pahalanya saat uzur menghalangimu.
Lebih dari itu, ketahuilah
saudariku. Meski engkau sedang haid dan tidak boleh berpuasa, meski engkau
sedang haid dan tidak boleh shalat, i’tikaf serta memasuki masjid, tapi masih ada
banyak amal ibadah yang dapat engkau kerjakan. Di antaranya adalah:
1. Banyak berzikir dengan
mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Perbanyaklah bacaan subhanallah,
walhamdu lillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar. Rasulullah menyatakan,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa itulah empat kalimat yang
paling dicintai Allah.
Engkau dapat juga menambahinya dengan wala haula wala
quwwata illa billahil aliyyil adzim. Tentang hal ini imam Abu Daud
meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa seseorang mendatangi Rasulullah
seraya mengadu, “Ya Rasul, saya tidak menguasai apa pun dari bacaan Al-Quran.
Maka ajarilah aku bacaan yang dapat menggantikannya.” Rasul kemudian bersabda,
“Ucapkanlah subhanallah, walhamdu lillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar
wala haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim."
2. Memperbanyak doa,
khususnya doa yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah r.a. saat mendapati malam
lailatul qadar, yaitu allahumma innaka ‘afuwwun [karim] tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.
Juga berdoalah dengan doa-doa yang lain, semampu engkau. Karena doa adalah inti
dari ibadah. Berdoalah apa saja. Mintalah semuanya.
3. Memperbanyak bacaan
istigfar, tak terkecuali bacaan sayyidul istigfar; allahumma anta rabbi la
ilaha illa anta khalaqtani wa ana abduka wa ana ala ‘ahdika wawa’dika
mastatha’tu. A’udzu bika min syarri ma shana’tu abu’u laka bini’matika alayya
wa abu’u bidzanbi fagfirli fainnahu la yagfirudz dzunuba illa anta.
4. Memperbanyak sedekah,
silaturahmi, dan mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan.
5. Selalu mengingatkan
anak-anak, saudara, orang tua, dan atau suami agar bersemangat mengisi
malam-malam ini dengan ibadah dan taqarub kepada-Nya.
Itulah di antara amalan
yang dapat engkau laksanakan, wahai saudariku.
Kemudian yakinlah akan
anugerah dan rahmat yang Allah curahkan kepada para hamba-Nya yang saleh.
Banyak nash yang menjelaskan bahwa Allah menganugerahi seorang hamba sesuai
dengan harapan dan persangkaannya. Maka apabila engkau bersungguh-sungguh
melakukan amalan-amalan saleh pada sepuluh hari yang terakhir ini, sangat
diharapkan engkau mendapat keutamaan dan kemuliaan malam lailatul qadar. Karena
keutamaan lailatul qadar itu meliputi seluruh amal kebaikan dan tidak terbatas
pada amalan shalat saja. Setiap orang yang pada malam itu melakukan amal baik,
apa pun bentuknya, akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah.
Sebagian ulama salaf
menyebutkan bahwa keutamaan malam lailatul qadar itu bersifat menyeluruh untuk
setiap umat Islam yang amal ibadahnya diterima pada malam itu. Ibnu Rajab dalam
Al-Latha’if berkata, “Di dalam Al-Musnad dan An-Nasa’i dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah bersabda, “… Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Barang siapa terhalang dari kebaikan malam itu maka ia
benar-benar terhalang dari mendapat kebaikan.” Juwaibir bertanya kepada
Adh-Dhahhak, “Apakah wanita yang sedang nifas, haid, atau umat Islam yang
sedang bepergian dan tertidur juga mendapat bagian dari keutamaan malam
lailatul qadar?” Adh-Dhahhak berkata, “Ya. Setiap orang yang amalnya diterima
oleh Allah maka ia akan mendapat bagiannya dari malam lailatul qadar.”
Semoga...
Semoga kita diberi
anugerah yang sangat besar ini. Semoga kita dan umat muslim pada umumnya tidak
terhalang dari keutamaan yang luar biasa ini. Amin …
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...