Friday, 20 September 2013

Berkurban Jangan Memaksakan Diri



Berkurban merupakan salah satu sunah Rasulullah. Hal tersebut dimaksudkan untuk melapangkan diri, melapangkan orang-orang yang disayangi, tetangga, dan fakir miskin. Akan tetapi, tidak sepantasnya seorang Muslim memaksakan diri atau membuat dirinya sendiri dalam kesulitan dan berutang untuk memenuhi hal tersebut. Demikian kata Syekh Qaradawi di dalam bukunya, mi’atu su’alin wa sualin ‘anil hajji, wal ‘umrati wal udhiyah.

Menyembelih kurban bukanlah suatu kewajiban. Kalaupun ia wajib, maka hanya untuk yang mampu saja. Allah Swt. tidak memaksa seseorang untuk sesuatu yang ia tidak mampu melakukannya. Sesungguhnya Allah menginginkan kemudahan bagi hamba-hambaNya, dan tidak menginginkan kesulitan bagi mereka. Allah Swt. telah berfirman, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (At-Taghâbun: 16).” Nabi Saw. juga bersabda, “Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka kerjakanlah menurut kesanggupan kalian.”

Thursday, 19 September 2013

Sahabat Rasulullah Juga Manusia



|| Oleh: Ali Ghufron Sudirman ||

(ilustrasi)
Ibnu Abdul Bar menulis di dalam kitab Al-Istî’âb.[1], “Suwaibith bin Harmalah adalah orang yang suka bercanda dan sangat kocak. Dia memiliki sebuah kisah lucu bersama Nu’aiman dan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. Di sini saya akan menyebutkan kisah lucu tersebut.

Alkisah, setahun sebelum wafatnya Rasulullah Saw., Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. pergi berdagang ke Bashra. Dalam perjalanan dagang ini ia ditemani oleh Nu’aiman dan Suwaibit bin Harmalah. Waktu itu Nu’aiman yang kebagian membawa bekal perjalanan. Lalu Suwaibith yang suka bercanda berkata kepadanya, “Beri aku makan.”

Wednesday, 18 September 2013

Khawarij dalam Khazanah Pemikiran Islam



|| Oleh: Ali Ghufron Sudirman ||

Khawarij adalah kelompok pendukung Imam Ali yang membelot setelah perang Shiffin karena tidak setuju dengan keputusan tahkîm (arbitrasi). Untuk itu, Khawarij dijuluki dengan al-mahkamah, nisbat pada kejadian tahkîm. Khawarij juga memiliki julukan-julukan lain, yaitu al-harûriyyah, asy-syurâh, dan al-mâriqah. Mereka menerima semua julukan ini, kecuali julukan terakhir.

Syahrasytani dalam Al-Milal wa An-Nihal mendefinisikan Khawarij dalam arti luasnya sebagai setiap orang yang keluar dari pemimpin sah yang memperoleh persetujuan masyarakat. Jadi, Khawarij tidak hanya terbatas pada orang-orang yang membelot terhadap Ali bin Abu Thalib saja, tetapi juga setiap pembelot, baik membelot pada masa sahabat, maupun membelot terhadap pemimpin pada masa-masa setelahnya di setiap waktu.

Tuesday, 17 September 2013

Buah dari Kezaliman



Suatu ketika, seorang saudagar melakukan perjalanan untuk berniaga. Peristiwa ini terjadi sebelum perang dunia pertama sekitar tahun 1914. Di tengah perjalanan terjadi hujan salju yang lebat sehingga menutup badan jalan. Sang saudagar pun terpaksa bermalam dan mengetuk pintu rumah salah seorang penduduk. 

Ketika itu belum ada hotel sebagai tempat singgah dan menginap para musafir. Orang asing atau musafir boleh menginap di rumah siapa pun di tempat di mana ia mengalami kesulitan atau kemalaman. Sehingga ia menjadi tamu bagi seluruh anggota keluarga. Ia boleh tidur sebagaimana mereka tidur, dan makan bersama mereka tanpa membayar atau memberikan imbalan apa pun. 

Friday, 13 September 2013

Rasul Diutus oleh Allah untuk Mengingatkan Tujuan Penciptaan Manusia



|| Kajian Kitab Tauhid 2 ||

Saudaraku, setelah menjelaskan tujuan dari diciptakannya jin dan manusia, Allah juga mengutus para rasul untuk mengingatkan hal itu agar umat manusia selalu dalam kondisi sadar akan tujuan hidupnya. Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam surah An-Nahl ayat 36 yang berbunyi:

Thursday, 12 September 2013

Tujuan Penciptaan Manusia



|| Kajian Kitab Tauhid 1 ||

Saudaraku, manusia diciptakan oleh Allah bukan tanpa alasan atau tujuan yang jelas. Pun bukan secara main-main. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia dan jin dengan alasan dan tujuan yang sangat jelas serta definitif. Di dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56—58 Allah swt. menegaskan:

Wednesday, 11 September 2013

Iman kepada Allah

||Kajian Kitab Minhajul Muslim Bagian Aqidah 1 ||

Orang yang mengaku dirinya muslim itu beriman kepada Allah. Artinya, ia membenarkan perihal adanya Rabb tabaraka wa ta’ala sebagai pencipta langit dan bumi, yang mahatahu hal yang gaib dan nyata, pemilik segala sesuatu, yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang tidak ada Rabb selainnya, yang disifati dengan segala sifat kesempurnaan, dan yang suci dari segala kekurangan.

Keimanan seorang muslim terhadap Allah ini pertama-tama disebabkan oleh hidayah dari Allah, kemudian karena adanya dalil-dalil baik naqli maupun aqli yang menunjukkannya, sebagai berikut.