|| Oleh: Alfiyatul Azizah Harun ||
“Berdirilah
kalian, lalu cukur rambut dan sembelihlah hewan sembelihan.” Begitu perintah
Rasulullah Saw. kepada para sahabat, setelah perjanjian Hudaibiah
ditandatangani pada tahun ke enam Hijriah.
Kita tentu tidak meragukan loyalitas dan
kecintaan para sahabat kepada Rasulullah. Tapi sekali ini, ternyata tidak satu
pun dari seribu empat ratus sahabat itu yang menyimak perintah beliau. Mereka
bersedih. Kecewa karena urung melaksanakan ibadah umrah. Kerinduan mereka untuk
melihat Kakbah dan tawaf di sekelilingnya tidak terlaksana.
Rasulullah mengulangi perintahnya sekali lagi,
namun para sahabat tetap diam di tempat. Bahkan sampai tiga kali Rasulullah
mengulangi perintah tersebut, para sahabat tetap diam, larut dalam kesedihan
mereka.
Mendapat tanggapan seperti itu, Rasulullah segera
masuk menemui istri beliau, Ummu Salamah, guna menceritakan perihal sikap para
sahabat. Lalu, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Ahmad, Ummu
Salamah memberi saran kepada Rasulullah seraya berkata,
“Wahai Nabi Allah, jika engkau menginginkan para sahabat menuruti perintahmu, sekarang juga keluarlah dan jangan bicara sepatah kata pun kepada mereka lagi. Segera sembelih binatang sembelihan dan panggil tukang cukur untuk mencukurmu."
Maka Rasulullah keluar dan tidak berbicara kepada
seorang pun di antara mereka. Beliau segera menyembelih binatang sembelihannya,
lalu memanggil tukang cukur. Hasilnya sangat manjur. Ketika melihat hal itu,
tanpa dikomando lagi para sahabat bergegas berdiri, menyembelih binatang
sembelihan, kemudian sebagian dari mereka mencukur sebagian yang lain, sehingga
seakan-akan, sebagian dari mereka menciderai kepala sebagian yang lain karena
terlalu bersedih (HR. Bukhari dan Ahmad).
Hadits sahih ini memberi pelajaran kepada kita,
bahwa seorang pemimpin itu hendaknya memberi contoh kepada orang-orang yang dia
pimpin. Ketika membuat suatu keputusan dan aturan, seorang pemimpinlah yang
semestinya melaksanakan keputusan dan aturan tersebut pertama kali. Terlebih di
saat kondisi krisis, ketika masyarakat sedang berduka, atau sedang dilanda
kecewa. Pada saat-saat seperti itu, kalau pemimpin hanya bicara tanpa kerja
nyata, rakyat tidak akan peduli dan simpati. Wallahu a‘lam.
No comments:
Post a Comment
Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...